Fainting Game

udah lama pengen post tentang ini tapi gagal terus,,

hmm,,

beberapa minggu yang lalu saya baca artikel tentang meninggalnya anak di Amerika akibat bermain “fainting game” (belum berhasil menemukan istilah Indonesia.. kalo diartikan secara harfiah sih maksudnya permainan pingsan-pingsanan).

Fainting Game atau biasa juga disebut Choking Game atau pass-out game, space monkey, scarf game, space cowboy, California choke, the dream game, cloud nine, juga purple hazing adalah permainan yang cukup terkenal di kalangan anak-anak di Amerika, dimana tujuan permainan itu adalah merasakan sensasi “dying” atau sensasi orang ketika sekarat terlebih lagi hal itu dimaksudkan untuk “getting high” tanpa meminum obat-obatan. Permainan ini bermaksud memotong aliran oksigen ke otak sehingga merasakan euforia seperti yang di dapat ketika meminum obat-obatan. PARAH! karena dalam permainan itu biasanya mereka juga memakai alat bantu untuk memutuskan sejenak aliran oksigen ke otak mereka dan membuat “melayang”. Alat bantu itu antara lain ikat pinggang yang di ikat ke leher, jepitan untuk menutup hidung, dan banyak lagi yang lainnya yang dapat membuat oksigen berhenti mengalir sejenak, dan ini sudah banyak MEMAKAN KORBAN lho!

Menurut Center for Disease Control (CDC), ada sekitar lebih dari 80 kasus kematian diakibatkan oleh permainan ini pada anak-anak yang berusia 5 – 19 tahun periode 1995-2007 dan lebih banyak dialami oleh anak laki-laki, namun permainan ini sama bahayanya bagi anak perempuan dan laki-laki. Beberapa tanda yang bisa dilihat dari anak-anak yang sudah terjangkit permainan ini antara lain:

  • luka atau bekas luka di leher
  • mata merah
  • memakai pakaian yang menutupi leher walaupun cuaca panas (bukan jilbab loh maksudnya)
  • kebingungan atau disorientasi setelah ditinggal sendirian untuk beberapa saat
  • menyimpan barang-barang tidak wajar seperti tali tambang, ikat pinggang, syal, atau tali-tali untuk mountaineering
  • sering mengeluh sakit kepala bahkan dalam tingkat sangat kesakitan
  • tingkah laku yang mencurigakan, merusak, dan suasana hati yang tidak terduga
  • pendarahan di bawah kulit muka dan mata.

Walaupun permainan ini sudah banyak memakan korban, penelitian yang dilakukan belum terlalu banyak mengenai permainan ini, namun secara umum dapat disimpulkan beberapa penyebab anak-anak menggemari permainan ini, antara lain:

  • dilakukan di kelas agar dapat membolos pelajaran
  • tekanan teman sebaya, tantangan, bahkan syarat untuk bergabung dengan kelompok tertentu
  • rasa penasaran mengenai sensasi mendekati kematian
  • ketagihan atas rasa “melayang” hadir
  • prospek untuk intoksikasi tanpa mengeluarkan biaya.

sewaktu pertama kali membaca postingan tentang ini, saya kaget karena sudah begitu putus asakah manusia sehingga ingin merasakan sensasi maut dan bercanda dengan kematian? atau ini malah tanda-tanda manusia sudah semakin kreatif?

sumber2: sini dan sini

untuk mencegah bertambahnya korban dari permainan ini, tentu perhatian intensif dari orang tua terhadap perkembangan anak-anaknya menjadi solusi utama dan komunikasi dua arah antara anak dan orang tua harus mampu diciptakan agar anak tidak menyimpan sendiri permasalahannya yang mengakibatkan ia mencoba mencari solusi dengan cara yang salah atau bahkan melarikan diri dari kehidupannya. Kontrol orang tua dalam kehidupan anak tentu sangat penting, tapi orang tua juga harus paham batas-batas privasi sang anak sehingga tidak malah menimbulkan sensasi terkekang pada anak yang malah berujung pada perilaku yang lebih anarkis,,

semoga post kali ini berguna,,

ada yang bisa share lebih lanjut?

😀

4 Comments

  1. emeldah says:

    Wah, aku baru tau klo ada permainan seanarkis ini… *thinkin*

    Like

    1. daku juga heran bu..
      coba ibu sepikolog di teliti kemungkinan di Indonesia,,
      😀

      Like

  2. rheindun says:

    ini gaya mw skip the class nya anak amerika ya ta??
    kalo anak sini, cabutnya tinggal liat2 sikon aman, kesempatan oke, langsung cabuut,,
    (pengalaman masa muda2 dulu, hehe..)

    Like

    1. eh kamu malah nostalgia?
      hehehee

      kalo di Indonesia mah mw cabut legal juga bisa, umpetin aja dasi ke saku, bilang gak bawa dasi, disuruh pulang deh,,
      😀

      Like

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.