dingin ini menusuk tulangku,, hadirkan sekelebat lelah yang menggantung,, terpaksa memaksakan mata membuka,, demi sejengkal rezeki yang dapat dikais hari ini,, telah lama aku merindukan pagi seperti dulu,, dimana aku masih bisa menyapa matahari dengan senyum,, melambai kepada embun,, dan melangkah pelan menyusuri rerumputan,, kini tak mungkin aku bisa kembali menelaah pagi,, beban dipundak iniContinue reading “prosa pekerja”