Satyaku ku dharmakan, Dharmaku ku baktikan

..Sorry, this post is going to be written in Bahasa.

IMG_4851

Saya tak bisa mengingat tahun berapa saya pertama kali bergabung di Gerakan Pramuka, seingat saya saat itu saya masih jadi siswa di Sekolah Dasar di Sebuah kecamatan yang bernama Sungai Apit. Kegiatan yang paling saya ingat adalah perkemahan yang dihadiri anggota pramuka dari Sungai Apit dan Siak, berakhir lebih cepat dari jadwal karena ada insiden kerasukan massal. Kemudian saya pindah ke Pekanbaru karena ikut papa pindah kerja dan tentu saja masih bergabung di GP.

Masa yang paling menentukan dalam sejarah keanggotaan saya di GP adalah ketika saya menjadi Penggalang di SLTPN 4 Pekanbaru. Saya mendapat banyak kesempatan untuk ikut dalam beberapa event regional, nasional maupun internasional. Menjadi anggota GP sebagai penegak di SMAN 8 Pekanbaru membuktikan bahwa semakin tua usia kita, semakin tinggi tingkatan kita dalam sebuah organisasi, maka tanggung jawab akan semakin besar dan semakin banyak pengorbanan yang harus kita lakukan. Pilihan selalu menghadang di setiap kita akan melangkah, sayapun akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari kepengurusan Dewan Kerja Cabang Pekanbaru karena harus melanjutkan pendidikan di perantauan. Sempat merasa sangat berat untuk melepas teman-teman dan semua kenangan di Kwarcab Pekanbaru, sempat mengalami syndrome “gak mau ikut Pramuka lagi” sampai akhirnya saya menemukan jalan untuk kembali dan bergabung dalam Racana Tribhuwanatunggadewi, UGM.

Saya bukan ingin menulis tentang kegiatan-kegiatan tersebut tetapi saya ingin menulis tentang perasaan rindu yang selalu menghinggapi setiap mendengar kata “pramuka” dan “perkemahan”.

Saya rindu saat-saat packing untuk mempersiapkan keberangkatan, baik packing barang pribadi maupun (terutama) packing barang regu. Lambaian tangan dan airmata saat pelepasan keberangkatan terasa sangat menyedihkan (dulu) walaupun sekarang kalau teringat, hal itu membuat senyum simpul karena terasa (agak) lebay.

Selisih pendapat, diam-diaman, adu argumen, keras kepala, gak mau kurve, gak bisa masak, males bersihin tenda (apalagi kalau disuruh bersihin tapak perkemahan, ew banged itu), begadang sambil ngerumpi, api unggun, cinta lokasi, curi-curi pandang, curi-curi kesempatan, ngejar tanda tangan pembina, tukar-tukaran nomor telpon (rumah), kehilangan sendok, kecurian jemuran, ngantri kamar mandi, wc yang baunya aduhai, baju side A-side B, sepatu berlumpur, ngungsi karena tenda kebanjiran, diomelin bindam, dandan buat pentas, demam panggung, nyanyi-nyanyi di bis, kelayapan di kapal, mabuk darat dan laut, jalan-jalan keluar Buper diam-diam, dapat kiriman donat dari keluarga yang (dipaksa) berkunjung.

Argh.

Jadi makin rindu. Waktu tak mungkin bisa diulang kembali, rasa yang dulu tak mungkin bisa dihadirkan lagi, tapi kesempatan untuk membuat kenangan baru akan selalu terbuka selagi hayat masih dikandung badan. Usia tak lagi muda, masa menjadi peserta didik telah usai, baju sudah tak lagi muat, tapi keterampilan yang di dapat sangat berguna hingga saat ini, jiwa pun masih berasa muda dan yang paling penting Persaudaraan Bakti yang sudah terjalin tak lekang oleh masa.

Terima kasih Gerakan Pramuka Indonesia.

Dirgahayu!

Dirgahayu Gerakan Pramuka!

The farewell message from Baden-Powell of Gilwell

“Dear Scouts – If you have ever seen the play “Peter Pan” you will remember how the pirate chief was always making his dying speech because he was afraid that possibly when the time came for him to die he might not have time to get it off his chest. It is much the same with me, and so, although I am not at this moment dying, I shall be doing so one of these days and I want to send you a parting word of good-bye.

Remember, it is the last time you will ever hear from me, so think it over.

I have had a most happy life and I want each one of you to have as happy a life too.

I believe that God put us in this jolly world to be happy and enjoy life. Happiness doesn’t come from being rich, nor merely from being successful in your career, nor by self-indulgence. One step towards happiness is to make yourself healthy and strong while you are a boy, so that you can be useful and so you can enjoy life when you are a man.

Nature study will show you how full of beautiful and wonderful things God has made the world for you to enjoy. Be contented with what you have got and make the best of it. Look on the bright side of things instead of the gloomy one.

But the real way to get happiness is by giving out happiness to other people. Try and leave this world a little better than you found it and when your turn comes to die, you can die happy in feeling that at any rate you have not wasted your time but have done your best. “Be Prepared” in this way, to live happy and to die happy- stick to your Scout Promise always when you have ceased to be a boy – and God help you to do it.

Your friend,

Robert Baden-Powell”

Malam Ulang Janji

20130813-233741.jpg

Saya ingat. Malam ini beberapa tahun yang lalu, kami berkumpul untuk melaksanakan ulang janji sebagai anggota Gerakan Pramuka.

Sekarang, fisik saya mungkin tidak lagi bisa ikut berkumpul melaksanakan ulang janji bersama, tetapi jiwa saya tetap meresapi makna dalam janji yang dilafazkan berulang kali itu.

Ulang janji bagi saya bukan merupakan hal yang sakral atau hal yang pantas dikuduskan, namun yang saya percaya adalah ketika kita mengucapkan sesuatu berulang-ulang, kemungkinan hal itu akan bertahan lebih lama dalam ingatan akan meningkat. Jika otak kita saya sudah mengingatnya, akan lebih mudah bukan bagi tubuh untuk melakukan hal sesuai dengan apa yang tertanam di pikiran?
🙂

Dirgahayu Gerakan Pramuka
14 Agustus 1961 – 14 Agustus 2013

Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. Menepati Dasadharma

Selamat #HariPramuka

Tadi siang saya dicolek oleh mbak @alfanonie untuk berbagi mengenai pengalaman menjadi pramuka dengan hestek HariPramuka yang sebenarnya memang akan saya lakukan tanpa dicolek sekalipun, karena, semua orang tahu bahwa 14 Agustus adalah Hari Pramuka! yey!

Pramuka? kuno amat sih? ya nggak juga koq.. Pramuka selalu berkembang sesuai dengan zaman. and yes! I am a Scout and I’m proud of it, even sekarang saya sudah tidak aktif lagi, saya tetap seorang Pramuka! (maaf, agak maksa.. haha)

Pengalaman selama menjadi Pramuka? hm.. saya saja bingung harus menceritakan yang mana, karena pengalaman berkesan saya ketika bergabung dengan kepramukaan cukup banyak. Many of my “first experience” happened because of Pramuka. Pertama jauh dari orang tua untuk waktu yang cukup lama, pertama liburan tanpa orang tua, pertama belajar mandiri, pertama belajar untuk berbagi (barang maupun keahlian), pertama keluar negeri, pertama kali mendaki gunung (mungkin itu juga jadi yang terakhir yak? 😀 bener gak @jeliria?), pertama kali muak dengan kotornya dunia politik, pertama benci-bencian, pertama suka-sukaan, pertama kotor-kotoran, pertama gaya-gayaan, bahkan pertama pacaran juga karena ikut Pramuka #eaaa.

Jadi, pengalaman mana yang mau saya bagi? makin bingung deh jadinya, yang jelas banyak hal berharga yang saya dapatkan selama saya bergabung dengan pramuka. Saya mungkin memang bukan tipe anggota pramuka yang ambisius untuk menjadi “sesuatu” di Organisasi Kepramukaan, saya hanya menjalani hal yang saya suka, yaitu berteman.. Inilah yang membawa saya menemukan sahabat saya yang bertahan lama dan semoga selamanya. Namun, ketidakambiusan saya ini tampaknya malah membawa saya menjalani banyak pengalaman yang sangat berharga di Pramuka, bisa ikut Lomba Tingkat Nasional mewakili Provinsi Riau, bisa ikut Jambore Nasional, bisa jadi Pramuka Garuda, bisa merasakan (walaupun sebentar) jadi Anggota DKC Kota Pekanbaru, bisa camping kemana-mana, bisa ikut Raimuna Daerah DIY, bisa ikut macam-macam kompetisi kepramukaan, bisa ketemu anggota Pramuka se-Indonesia, bahkan pernah juga bertemu Scout member dari negara lain, dan yang gak pernah saya bayangkan bisa terwujud, saya bisa jadi Pandega dan merasakan duduk di Pimpinan Dewan Racana Racana Tribhuwanatunggadewi Pangkalan UGM (yang terkenal sangat ketat itu loh seleksi alamnya *nggaya dikit*). 😆

I’ve changed so much through this whole Scouting experience, in many positive ways. so i highly recommend this activity for youngsters, really, it is useful, very useful indeed. It trains you how to love your self, your family, your nation and how to get through this life safely. It is a journey to success!

I’m a Scout and I’m proud of it!

Pramuka = Organisasi Pendidikan??

beberapa hari yang lalu Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka berakhir dan Kak Azrul Azwar terpilih lagi untuk menjadi KaKwarnas Gerakan Pramuka..

beberapa hari yang lalu beliau ke Yogya, dan menyambangi Kwarda DIY,,

ta dapat info dari teman seangkatan DSP di Pramuka UGM yang sekarang anggota DKD DIY bahwa yang dijelaskan ketika pertemuan disana adalah Gerakan Pramuka Indonesia bukan lagi berbentuk Gerakan Kepanduan, melainkan sebuah organisasi Pendidikan,,

waktu itu ta tak terlalu pusing memikirkannya, lagi banyak banget pikiran soalnya (ampe dah lama menelantarkan bLog tersayang ini,,)

 

so,,

what’re d impacts??

hmhm,,

itulah pertanyaan yang ada di pikiran ta kini,,

apakah ini tindaklanjut dari adanya HizbulWathan atau pandu-pandu yang lain?? sehingga Pramuka tidak lagi dapat menjalani mimpi-mimpi pendirinya? (menjadi organisasi kepanduan satu-satu di Indonesia??)

apakah Pramuka akan tetap dibawah WOSM??

teks hymnenya gimana donk??

atau ini hanya perubahan status tanpa tindak lanjut peribahan-perubahan lainnya??

 

pfiuh,,

ta benar-benar bingung,,

 

belum lagi kejelasan mengenai desas desus isi AD yang baru,,

yang mengatakan bahwa Pandega berwadah di Kwartir,,

 

huhuhu,,

TA BINGUNG,,

Sebuah Kesempatan,,

ada sebuah kesempatan sedang di buka lebar niyh,,

bagi yang ingin membuat hidupnya lebih asyik dan penuh,,,

bagi orang-orang yang ingin menjadi pribadi yang AMAZING,,

Pramuka UGM mengundang kakak-kakak untuk beraktivitas bersama,,

ikutilah PENDIDIKAN DASAR KEPRAMUKAAN XXIII Racana Gadjah Mada dan Racana Tribhuwanatunggadewi Gerakan Pramuka Universitas Gadjah Mada pada tanggal 12-14 Desember 2008

bagi yang berminat dapat mengikuti Pertemuan Teknisnya pada Rabu, 10 Desember 2008 pukul 15.00 di Gelanggan Mahasiswa UGM

informasi lebih lanjut hubungi : WIRA (+628562852582) atau AMINAH (+6285643411308)

steps forward,,

below is my speech in the second senior rover scout creativity @ UNNES, Semarang (06-10th nOvember, 2008)..

hope U enjoy it and we can take tha step together,,

especially for all my fellow scout friends,,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,,

Salam Pramuka!

Singing,,

Clapping,,

Camp fire,,

Those words have close meaning to Indonesian Scout Movement, even many people nowadays thought those words at the first time when they hear about Indonesian Scout Movement, moreover many people think that those words are the meaning of being boy or girl scout in Indonesia.

We, as the member of Indonesian Scout Movement, know clearly that being a Scout member is not only about singing, clapping, and campfire. We know Scout has vary activities and values that taught the member how to deal with life, but how they will (people from non-scout society) know about us?? About Indonesian Scout Movement, so they will not use their close-minded view when they interact with us., and this is what this speech is all about. About How we, as senior rover, take part in gaining Scout reputation and return the Great name of Indonesian Scout Movement.

Ladies and Gentlemen,

Couple of months ago, I got an opportunity to take part in an international forum for youth, where I could make many friends from many different countries. In that forum, when I introduced my self as a member of Indonesian Scout Movement there were two kinds of response came from my fellows. First, came from my foreign friends, mostly they said to me that Scout in their country had done many good deeds and always reviewed positively in their countries.

Ladies and Gentleman, I think each and everyone of u ever watched Hollywood or other western movies, but maybe only a few people of us here that ever realize that sometimes in some movies, when they want to call a “straight” boy, they call it with a phrase “he’s a boy scout”. Have you ever heard that?? I think u should find it,, haha,,

Yuph,,

Back to my introduction in the forum, then come responses from my fellow Indonesian participants. They said “you are girl scout ?? Are there a Scout Movement in university ?? Are you kidding me ?? What things are you people doing then ?? Still doing those singing and clapping stuffs ?? I can’t believe you, why do you still in that KIND organization in an era like this ?? Isn’t that scout things rather old fashioned these days ??”

Hm.. what an ironic, but we ourselves cannot pretend like we’re blind that we don’t see things like my experience following our steps wherever we go. Our beloved Indonesian Scout Movement now isn’t as popular as it was years ago. Scout Movement mostly reviewed negatively by the non-scout society, especially from our fellow university or college students, or universally known as YOUNG PEOPLE or YOUTH, an agent of change.

Ladies and gentleman, I thinks it is a crucial problem to consider right now.

And for all my beloved friends,, don’t you hear that this problem is knocking our heart?? Knock knock,, hello rover,, do you have solutions?? Knok knock.. don’t you hear that??

Yah.. being in a senior rover phase, means that we’re getting ourselves into a crucial position of the Scout Movement. As youth, it’s our time to think out of the box and initiating ways to help Indonesian Scout Movement recover its good name and once again consider as a great organization in this digital era.

Hereby I suggest some ways to begin an act.

But of course, ladies and gentleman, these things I will explain only comes from my own mind, and I do sure that each and everyone of you has many thoughts pops up in your mind now regarding to these issues, so maybe we can compile it after this event and I know for sure that It will be great.

Back to my mind,, hehe

What I want to suggest are first, making a social work that worth for our society. I think this one isn’t unfamiliar for us, since scout always done such things, but what I want to bold here is about publication. We, as a Scout movement’s member, especially as senior rover, continually making an activity like “free of charge health care, build a mosques or churches, making trainings, and so on, but, although what we’ve done make a great impact to society, only those who involved knows that those things are done by Indonesian Scout Movement. We need publication so world will know we’ve done great things and they begin to review their bad thoughts about us.

The second is about how to attract the non-scout people into our activity. In could be something like organizing an event together, or inviting them to our event, of course in an open event that can be followed by everyone, not only the scout members. In organizing that event, we show to the world that we also can organize an open event, non only Scout event as great as other organization have done, or even better than them. The activities I mean in this second idea are not a social work anymore, but other profit-oriented activities, professional, that possibly us funding our own agenda later. We address our event into more educated people, held a prestigious event, shows that we, as a rover, is also following the thus kind of future living.

And the last, ladies and gentleman, but for me, it is the most important step to encounter this issues is behaved. People judges something by its look, and sometime over generalized something. Like what they will do toward Scout Movement, if they see someone wearing Scout Uniform doing bad things, they will perceived it as if all of the member will doing the same bad things. This perception will become a prejudice in their mind and if they share to others, it will be a prejudice among them. Prejudice helps people to judge something or someone. So, only because one man doing bad things wearing scout uniform, many people, even without their or our awareness will form a prejudice that all Scout members are like that man. It is too bad for the reputation.

The key is, ladies and gentleman, especially for all my beloved rover friends here, begin good things from ourselves, reflect the values that Scout has taught us everywhere, then people will see us as a good man, and they will consider our Scout Movement as a Great Organization, as great as ever.

One message from my heart to each and every one of you, especially my fellows senior rover friends, remember that change begins with us, be the change that you want to see.

Good day for everyone,,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh,,

Salam Pramuka!