wah.. hari ini ujian akhir semester kuliah saya..
good luck semuanya..
🙂
You can do it if you believe so..
in between black and white
wah.. hari ini ujian akhir semester kuliah saya..
good luck semuanya..
🙂
You can do it if you believe so..
It is a pending post.. i've been planning to write this post since 2 weeks ago..
Finally, it’s a wrap..
Kelas Pengantar Psikologi untuk semester genap 2011-2012 ini akhirnya berakhir dua minggu yang lalu dan ini kelas kedua bagi saya. whadda fun!
Seperti biasa, di akhir kelas perpisahan, saya selalu minta para mahasiswa menuliskan kesan dan saran mereka untuk cara mengajar saya, dan mereka cukup jujur menuliskan positif dan negatif dari cara mengajar saya serta saran yang mereka berikan pun cukup menarik.. Thanks a bunch guys! it’s been a pleasure to learn with you all… 🙂
Beberapa hal besar yang saya bisa simpulkan dari kertas-kertas yang mereka kumpulkan, mereka suka dengan pengaturan kelas melingkar yang saya aplikasikan sesuai dengan kelas Psikologi emosi saya waktu kuliah dengan seorang Profesor hebat, Bu JEP.. I actually love the way she taught me back then. Selain belajar dari pengalaman saya, pengaturan kelas itu juga saya lakukan karena tahun lalu saya mendapat saran bahwa para mahasiswa suka pengaturan seperti itu dan mereka merasa lebih nyaman untuk saling bertukar pendapat dengan posisi “equal” seperti itu (tahun lalu saya hanya berlakukan pengaturan duduk di diskusi menjelang akhir semester.)
Hal selanjutnya yang mereka suka juga adalah hukuman menyanyi bagi para mahasiswa yang terlambat, namun mereka juga meminta supaya saya lebih tegas sehingga tidak banyak yang bisa terlambat seenaknya sampai hampir tiap minggu. Alright then, I will make a strict rule for the next class..
Kemudian ada yang bilang kalau saya terlalu sedikit memberikan tugas, padahal saya sudah agak takut kalau ternyata saya malah berlebihan memberikan tugas, maklum, saya belum benar-benar bisa membuat standar tugas yang pas. It is something that I need to learn from experiencing it.. atau mereka bikin saran ini karena tahun depan kan gak mungkin saya ngajar mereka lagi? hehee nice suggestion by the way…
The fact that my age is not so far from their age makes this lecturing more interesting and they ask for more “curhat time” while what I want is different, I need to cut out the sharing time (beside sharing about the lesson of course) due to the massive things i have to deliver for them. I think I will provide the after or outside session for them in a regular time, or based on their need. yeah, call me a call lecturer.. *sound weird*
Things that I need to do is read more, more and more, because these students whom I teach are very smart!
Dua minggu ini, pembahasan di kelas Pengantar Psikologi saya bersama para mahasiswa yang ganteng dan cantik, adalah mengenai Kepribadian yang sehat. Mereka bukanlah mahasiswa dengan kekhususan Psikologi, mata kuliah ini hanya sebagai penunjang karier mereka nanti, jadi saya lebih senang memberikan materi yang aplikatif bagi mereka, bisa mereka laksanakan dalam kehidupan mereka sehari-hari dan dalam tugas mereka nanti, walaupun tujuan saya sebenarnya sangat sederhana, semoga dengan belajar psikologi mereka jadi lebih mengenal diri mereka sehingga mereka bisa menggali potensi mereka dan berhasil di dunia abu-abu mereka nanti.
Kepribadian yang sehat menurut saya adalah kepribadian yang bisa beradaptasi dengan kebutuhan dirinya, tuntunan masyarakat dan keadaan lingkungannya. Adaptasi disini bukan lah secara harfiah seperti adaptasi dalam biologi, meskipun dalam proses ini kita tetap harus melakukan adaptasi secara biologis. Adaptasi yang harus dijalani oleh individu dalam kehidupan sehari-harinya sangatlah kompleks, entah itu adaptasi emosi, adaptasi tingkah laku, adaptasi pola pikir ataupun adaptasi psikis lainnya, dan kehidupan itu adalah pola-pola adaptasi yang menuntut kita untuk terus berubah agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan.
Ada banyak ahli yang mengajukan teori mengenai kepribadian, bagaimana kita memahami kepribadian seseorang, bagaimana kepribadian itu berkembang, apa struktur dari kepribadian itu dan apa ciri-ciri kepribadian yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Kali ini saya memfokuskan kelas untuk membahas kepribadian yang sehat berdasarkan ahli-ahli dalam buku Psikologi Pertumbuhan Diane Schultz dengan tujuan agar para mahasiswa ini beli buku dan membaca buku tersebut karena saya mendapat bisik-bisik kalo mahasiswa di sini sangat jarang membeli buku apalagi membaca buku dan ternyata setelah saya mengumumkan tugas ini, mereka bahkan terbukti sebagian besar sangat jarang ke toko buku… #miris
Dalam buku Schultze ini, beliau mengulas mengenai beberapa model kepribadian yang sehat menurut beberapa ahli, yaitu Orang yang matang menurut Allport, Orang yang berfungsi sepenuhnya menurut Rogers, Orang yang produktif menurut Fromm, Orang yang mengaktualisasikan diri menurut Maslow, Orang yang terindividuasi menurut Jung, Orang yang mengatasi diri menurut Frankl, dan Orang yang di sini dan Kini menurut Perls. Saya membagi kelas menjadi 7 kelompok agar masing-masing kelompok mempresentasikan satu teori. Presentasi menjadi sangat menarik karena adanya benturan antara masing-masing teori tersebut sehingga kelas jadi lebih hidup dan tugas saya jadi lebih ringan karena akhirnya mereka bisa menemukan sendiri pemahaman atau “insight” yang benar dari pertentangan-pertentangan yang awalnya mereka buat sendiri. 😀
Berikut akan saya paparkan penjelasan Schultze mengenai teori-teori tersebut :
Orang yang matang menurut Allport adalah orang yang memiliki intensi-intensi kepada masa depan, fokus pada kesadaran, tidak tenggelam pada masa lalu, berorientasi pada masa kini dan masa depan, cenderung meningkatkan tegangan diri untuk terus mencapai yang lebih, memiliki persepsi yang obyektif dan sadar jika ada tanggung jawab kepada orang lain, tidak hanya memikirkan diri sendiri.
Orang yang berfungsi sepenuhnya menurut Rogers adalah orang yang memiliki dorongan untuk terus mengaktualisasikan dirinya sehingga akan terus meningkatkan tegangan dalam dirinya sebagai respon agar terus mengembangkan diri, fokus pada kesadaran, tidak tenggelam dalam kejadian masa lalu atau obsesi masa depan namun sangat berorientasi pada “saat ini” dan memiliki persepsi yang subyektif, namun Roger tidak menjelaskan mengenai tanggung jawab kepada orang lain. Dalam teori Rogers juga ada yang disebut dengan unconditional positive regards dan client-centered therapy. Unconditional Positive Regards menjadi syarat utama kepribadian yang sehat menurut Rogers, dimana hal ini memberikan seseorang perasaan bahwa ia adalah orang yang berharga dalam semua hal dan juga bisa menghargai orang lain. Konsep Client-centered therapy milik Rogers memberikan fokus kepada “Klien” untuk perlahan mengubah kepribadian mereka, bahwa mereka lah yang bisa membantu dirinya, sehingga tidak ada ketergantungan pada therapistnya.
Orang yang produktif menurut Fromm adalah orang yang menjadikan produktivitas sebagai pendorong diri utamanya dan juga fokus kepada kesadaran meskipun juga menekankan pada pengalaman masa lalu yang berpengaruh pada hal-hal masa kininya. Orang yang produktif ini memahami tanggung jawabnya kepada orang lain dan memiliki persepsi yang obyektif. Teori ini tidak menjelaskan apakah peningkatan atau penurunan tegangan yang menjadi dorongan utama seseorang mengambil sikap tertentu.
Orang yang mengaktualisasikan dirinya menurut Maslow adalah orang yang sudah memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dan menengahnya sehingga ia bisa mulai mengambil tingkah laku yang menggambarkan bahwa ia menuju tahap pengaktualisasian dirinya. Teori ini sangat terkenal, terutama dengan Hierarki kebutuhan milik Maslow sehingga ketika sampai pada diskusi mengenai kepribadian yang sehat menurut Maslow, ada sedikit perdebatan yang muncul karena konsep “aktualisasi diri” yang sangat terkenal dan terkadang penggunaannya pun salah. Orang teraktualisasi menurut teori ini mempunyai fokus pada kesadarannya dan tidak menekankan pada pengalaman masa lalunya karena yang terpenting adalah masa kini. Orang yang teraktualisasi selalu cenderung untuk meningkatkan tegangan dalam diri mereka dan menganggap peranan dan tujuan dari pekerjaan mereka itu sangat penting. Persepsi mereka bersifat obyektif dan mereka juga memahami bahwa mereka juga harus bertanggung jawab atas sikap mereka sebagai bagian dari tanggung jawab mereka kepada orang lain.
Orang yang terindividuasi menurut Jung memilki dorongan untuk merealisasikan dirinya namun tidak dijelaskan bahwa ia cenderung untuk menurunkan atau meningkatkan ketegangan dalam dirinya. Teori ini memfokuskan pada alam bawah sadar dan kesadaran secara seimbang, tidak seperti psikoanalisa milik Freud yang sangat fokus pada alam bawah sadar. Teori ini mengenal alam bawah sadar kolektif yang menjadi dasar kepribadian individu dan mengatur seluruh tingkah laku sekarang sehingga menjadi hal yang paling berpengaruh dalam kepribadian. Masa lalu dan masa depan dianggap sama berpengaruhny dalam menentukan tingkah laku masa kini. Namun sayang teori ini tidak menjelaskan mengenai tegangan diri dan peranan dari pekerjaan, tujuan bagi individu dan tanggung jawab pada orang lain.
Orang yang mengatasi diri menurut Frankl mempunyai dorongan untuk memberi arti pada hidupnya dan fokus pada kesadaran dan lebih memberikan tekanan pada masa lampau dan masa depan dibanding pada masa lalu. Orang dengan kepribadian sehat menurut teori ini cenderung untuk mencari cara agar dapat meningkatkan tekanan dalam dirinya dan peranan pekerjaan dan tujuan-tujuannya menjadi memiliki peran yang penting dalam perkembangan kepribadian. Tanggung jawab juga diperlukan dalam hal ini walaupun tidak dijelaskan sifat persepsinya.
Orang yang di sini dan kini menurut Perls adalah orang yang fokus pada kesadaran dan tidak menganggap masa lalu dan masa depan sebagai hal yang begitu penting dalam menentukan tingkah laku di masa kini. Peranan pekerjaan dan tujuan tidak ada namun sifat persepsinya obyektif. Teori ini sangat terkenal pada saat Perls masih hidup karena dia adalah contoh nyata orang dengan kepribadian di sini dan kini, namun setelah Perls meninggal tidak ada yang dianggap dapat menjadi pemimpin teori ini lagi. Hal yang sangat kontroversial dari teori ini adalah bagaimana Perls mengajarkan bahwa orang dengan kepribadian sehat cenderung menjadi tidak mengindahkan orang lain, karena yang diajarkan adalah urusanku adalah urusan ku dan urusan mu adalah urusan mu.
Sangat menarik jika kita membicarakan mengenai ciri-ciri kepribadian yang sehat. Menurut saya, ciri-ciri ini tetap harus disesuaikan dengan budaya di sekitar individu sehingga harus ada adaptasi kembali. Inilah yang juga menjadi perbincangan ketika diskusi, “apakah hal ini bisa kita jadikan standar di Indonesia?”
Another after class conversation.
I met my last year student that exactly the same person who’ve said it to me..
T : Wah mbak.. kayaknya tambah shining aja..
Me : *belajar dari pengalaman, perasaan mulai gak enak* tambah apa??
T : Shining mbaak.. tambah bersinar…
Me : Tambah bersinar apa tambah besar?? *sensi*
T : Beneran mbak.. tambah bersinar..
Me : *mulai lega* Hm.. aseekkk.. hahaha
T : Kayaknya saya bentar lagi mau dapat undangan nih.. hehe kapan mbak?
Me : *siyok* taun depan ya… *jawab aja suka-suka*
gotta be very careful around this one!
-_-a
Yesterday after class, I met my last year student..
T : Hai mbak.. apa kabar??
Me : baiikk.. *over excited*
T : Sehat mbak?
Me : alhamdulillah sehat.. *senyum lebar*
T : iya, keliatan mbak, dari pipinya.. *nyengir*
Me : *ditelan bumi*
really need to start doing some sport soon!
-_-a
Hari ini mulai ngajar lagi.. Ini tahun keduaku.. jadi ingat waktu dulu pertama kali ngajar…
*Ruang Dosen*
ada ibu-ibu dosen yang curi-curi pandang.. aku cuma bisa senyum-senyum cengangas-cengenges karena belum kenal siapa-siapa, baru kemudian Bapak yang dari akademik masuk dan nyalamin bilang selamat datang terus basa-basi bentar…
ibu-ibu: “Dosen juga ya mbak ternyata? Ngajar apa?”
saya: “Iya bu, baru… Ngajar Psikologi bu..”
Ibu-ibu: “Saya kira tadi anaknya siapa..yang lagi nunggu Bapaknya..”
saya: -_-a
#resikoDosenMuda&Lucu