teringat…

Hari ini mulai ngajar lagi.. Ini tahun keduaku.. jadi ingat waktu dulu pertama kali ngajar…

*Ruang Dosen*

ada ibu-ibu dosen yang curi-curi pandang.. aku cuma bisa senyum-senyum cengangas-cengenges karena belum kenal siapa-siapa, baru kemudian Bapak yang dari akademik masuk dan nyalamin bilang selamat datang terus basa-basi bentar…

ibu-ibu: “Dosen juga ya mbak ternyata? Ngajar apa?”

saya: “Iya bu, baru… Ngajar Psikologi bu..”

Ibu-ibu: “Saya kira tadi anaknya siapa..yang lagi nunggu Bapaknya..”

saya: -_-a

#resikoDosenMuda&Lucu

Have a peace and warm birthday there, ma!

23 September 2003, ba’da Magrib waktu setempat.

“Jangan pergi, Nak. Disini aja” ujar mama terbata-bata, lidahnya mulai kaku, mengikuti sebagian badannya yang sudah mati rasa dari beberapa saat yang lalu. Aku tetap memijat tangan mama walaupun ia sudah tak bisa merasakannya lagi, berharap pijatanku dapat membuat aliran darahnya lancar kembali dan separuh badannya tak mati rasa lagi.

“Ta cuma mau ganti baju bentar, ma. Boleh ya?” tanyaku. Mama menggeleng lemah, membuat aku semakin khawatir.

“Biar Tata ganti baju dulu, supaya kita bisa ke rumah sakit, ya?” tanya papa lembut. Akhirnya mama mengangguk lemah dan akupun segera berlari dan tak sampai 5 menit aku sudah kembali lagi ke kamar mama dengan pakaian lengkap bepergian, siap untuk ke rumah sakit.

“tok..tok..” Pintu kamar di ketok dan ketika aku buka, sudah berdiri Om Ikar, teman papa yang tadi beliau telpon untuk menemani kami ke rumah sakit, membawa mama langsung ke UGD, berharap kesembuhan segera untuk beliau.

Berdua papa dan Om Ikar mengangkat mama ke mobil. Om Ikar yang menyetir, papa memangku kepala mama dan aku kembali memijat kaki mama. Mama terlihat sudah tidak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya mengikuti dzikir yang diajarkan papa.

“Allah…” itulah kata terakhir mama sebelum ia tak sadarkan diri, hingga kami tiba di UGD Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, mama dipindah ke ICU, dan esoknya beliau menghembuskan nafas terakhirnya, 24 September 2003 10.15 WIB.

Mengenang Ibunda Tercinta

Asmidarti

29 November 1953 – 24 September 2003

Peluk dan cium dari anakmu,
yang akan selalu merindukan doa dan pelukmu…

Tetap dan selalu untukmu…

Tetap tegakkan kepalamu, Garuda!

Kalau saya nggak salah, begitulah kalimat penyemangat di Jak FM yang saya dengar tadi pagi. Seharian ini, Jak akan memutar lagu Malaysia, due to the Gold Medal that went to Malaysia in Soccer Game last night.

Kalah di adu penalti memang sangat menyakitkan tapi, kalah saja tanpa embel-embel adu penalti pun sudah sangat menyakitkan. Pahit. Tetapi apa kita pantas menghujat? kita saja yang hanya menonton, atau bahkan hanya menonton babak pertama atau tidak menonton saja selama kita masih Bangsa Indonesia pasti sangat kesal dengan kekalahan ini, apalagi para pemain yang sudah benar-benar berjuang hingga rela berguling-guling atau berlari tertatih-tatih di lapangan, pasti mereka lebih merasa kesal dengan kekalahan ini, seakan kelelahan mereka tak terbayarkan dengan penghargaan yang pantas.

Apakah benar kelelahan mereka tak terbayarkan?

Bagi saya tidak, mereka telah bermain dengan cukup bagus, sangat keren malah, bagi saya yang sangat awam dengan dunia persepakbolaan ini. Saya terkesima dengan ketenangan Bonai, raut mukanya yang sejuk *ceileh* padahal tekanan yang mereka rasakan pasti sangat besar. Saya takjub dengan kecepatan berlarinya Okto, hingga bertanya-tanya apakah dia sempat bernapas ketika lari? Saya juga heran betapa kuatnya Egi yang bisa tetap berlari mengejar bola walau ia sering dibuat jatuh berguling di lapangan oleh pemain lawan. Saya juga kaget ketika Gunawan yang tampaknya juga terkejut bisa memasukkan bola ke gawang. Saya ingat betapa saya sangat mengidolakan Andik saat pertandingan melawan Thailand. Saya yang mengagumi Meiga yang sangat muda namun percaya bahwa dia bisa menjaga gawangnya. Saya juga mengagumi pemain yang lain walaupun saya selalu salah menyebut nama mereka ketika sedang pertandingan. Saya bahkan juga sangat histeris ketika kamera menyorot wajah Diego dengan cengirannya *maaf gak nyambung 😀

Mungkin Garuda Muda tidak berhasil meraih emas tadi malam, tapi secara tidak sadar, mereka membuat Indonesia belajar menerima kekalahan, mereka mengajarkan Indonesia pelajaran yang lebih berharga dibanding hanya Medali Emas yang memang membanggakan tapi saya takut malah bukan hal yang tepat untuk di dapatkan Indonesia saat ini.

Jika Indonesia menang tadi malam, benarkah kita sanggup menanggung kemenangan itu? siapkan Indonesia menang?

Menurut saya, sekali lagi ini hanya menurut pandangan saya, seorang warga Indonesia yang sangat mencintai bangsa ini, Indonesia belum siap menerima kemenangan itu. Bayangkan yang akan terjadi jika kita menang tadi malam, betapa sombongnya kita jadinya. Sadarkah kita bahwa banyak yang menganggap pertandingan tadi malam itu lebih dari sekedar pertandingan sepakbola? bayangkan jika kita menang, hinaan apa lagi yang akan kita tujukan buat negara tetangga kita itu? betapa buruknya kesombongan itu akan membawa kita, betapa kita tidak akan belajar bahwa banyak hal yang harus dibenahi dari negara kita ini sebelum kita pantas menyandang gelar pemenang?

Edukasi suporter, bagaimana mendukung penuh tim, bukan hanya menyanjung ketika menang tetapi menghina jika kalah, lihatlah perjuangan mereka, bagaimana mereka mengajarkan kepada kita bahwa tak selamanya kerja keras itu menghasilkan hasil yang kita inginkan, bagaimana mereka mengajarkan kita untuk tetap tegap menatap kekalahan dan menjadikan itu pelajaran untuk tidak tinggal diam dan kembali bangkit dan kesempatan selanjutnya akan selalu ada bagi orang yang masih ingin terus berjuang dan terus percaya bahwa #IndonesiaBisa, tidak terhenti hanya di SEA GAMES ini saja.

Lalu, apakah medali perak ini merusak keharuan kita yang menjadi juara umum SEA Games?

Saya harap tidak, karena ini adalah sebuat titik bangkit yang baik bagi negara kita, kita harus tetap membuktikan bahwa Indonesia Bisa, tidak hanya di olah raga saja, tetapi juga di setiap hal lainnya.

Terima kasih Garuda Muda, kalian telah mengajarkan saya untuk tetap percaya dan mulai menanamkan mental pemenang di diri saya, yah, at least for me, You Are my Hero!

Thank You, Garuda Muda!

like Jak FM said:

Tetap tegakkan kepalamu, Garuda!

 

search and FOUND

I’ve wrote notes in my FB couple times, but I couldn’t find it after I reactivated my account.

just today, I found those notes again (when i try to open “notes” section from my phone).

I want to share the notes here.. one by one.

Starting with this one, enjoy it..

like it or not, I’m happy i ever write this kind of note..

around 2008 if I’m not mistaken.

in order to cheer my self when i was stressed out by the thesis..

🙂

kalau ngomongin indonesia menangis
emang selalu bikin miris
hati bukan lagi hanya teriris
tapi udah kayak dicincang tipistipis,,

padahal mangga Indonesia adalah yang termanis
kenapa masih lebih suka makan anggur yang impor abis??
padahal hutan Indonesia kaya pohon bermacam jenis
kenapa malah ditebang ampe habis??

bukannya saya apatis
tapi orang Indonesia emang kebanyakan suka mistis
walau banyak juga yang agamis
tetap juga kali-kali berbau amis

Indonesia punya senjata keris
baju batik bermotif garisgaris
juga punya anakanak yang lucu dan manis
tapi budaya kita banyak yang gak ditulis
sekarang jadi isu yang bikin miris

tapi kita tidak boleh hanya menangis
kita harus kritis
dan berjuang hingga tenaga habis
mempertahankan pertiwi yang sedang krisis

agar mangga yang manis
warisan leluhur yang mistis
atau lingkungan yang agamis
berbagai jenis keris
batik dan kain lain beragam jenis
bisa masuk dalam list
list budaya kita yang panjangnya berbarisbaris

mari kita berjuang hingga nafas kita habis
agar anakanak yang manis
tidak lagi menangis
tapi bisa belajar bahasa Inggris
atau membabat medali olimpiade sampai abis

dan pertiwi kita bertahan sampai dunia jadi debu yang tipis,,

pis,,
pis,,
kalau isinya gak nyambung abis,,

Love,

The Dark Jasmine

[Very Late] Eid Post

Idul Adha is already passed and the vibe of that sacred moment is also gone, but I still want to post my pics from that Eid Day.

I celebrate the Day with my Cousin, we went to The Mesjid in front of our house to done Shalat Eid and then we headed home to enjoy dishes cooked by my cousin the day before… After done all the delicious dishes, we planned to see the Qurban, but being so sure that we’ll hear the announcement if they begin the Qurban ceremony (due to the very close distance from Mesjid to our House), turned out that we missed it. They didn’t use the mic! lol *very foolish of us*

Here are some pics from that Big Days.. enjoy!

Agar-Agar with Marie Roti + Dragon fruit as the garnish
Granita Coke a la Chef Dody
the Grilled Chicken as the main Dish
i am the PIC for arranging the table.. lol
instagram-ed

and this is me… hihihiii

teteup… #mejeng

Better late than never, no?

Love,

The Dark Jasmine

11.11.11

11 November 2011 or 11-11-11. That is the most awaited date in the world, or at least in Indonesia, where many people held their wedding ceremony or done the birth surgery, or other special occasion, but not for me, i’m not a fan of that kind of worship. I never planned to done something special that day, but occasionally, Allah had planned something for me. I will never forget what was happening that day… or at least not to forget it in the near future, maybe i would forget about it sometime in the far future, who knows?

In that day, Friday to be exact, i got to go through my Unplanned Journey. Yeah.. my father is hospitalized, in ICU.. who want to spend a day with her father facing the death threat? not me…

Thank God… He is all better now, not in fully recovery condition yet, but fresh enough to force himself back to his office no matter how hard we forbid him. And I am too, back to my routine, to my office, facing the sophisticated J-Town.

My father’s condition is all my concern now,, He’s happiness is all that matter for me now..

I would like to thank all my friend that help me through this nightmare, i am very lucky to have you all.. me and my family thank you all.. please keep praying for my father health, i pray for yours too…

Love,

The Dark Jasmine

the Unplanned Journey

aah…

Here I come to this city, back to the city where I left my bitter sweet memories, return to the city, return to my home.

Too many changes so I can’t even notice it… or is it me that is too numb to notice?

i do want to go home, but not like this… it is not how I imagine my “balek kampung”. In my mind, I will be picked up by my father in the airport, not met him up in the ICU with all those pipes… In my mind, I will be hang around the city with him, eating durian, play tennis, not faking happy face to hide my tears when I see him laying down with pale face..

I love You pa..

I know you’ll get better soon, i just know it…

Aaaamiiiiin…