prosa pekerja

dingin ini menusuk tulangku,, hadirkan sekelebat lelah yang menggantung,, terpaksa memaksakan mata membuka,, demi sejengkal rezeki yang dapat dikais hari ini,, telah lama aku merindukan pagi seperti dulu,, dimana aku masih bisa menyapa matahari dengan senyum,, melambai kepada embun,, dan melangkah pelan menyusuri rerumputan,, kini tak mungkin aku bisa kembali menelaah pagi,, beban dipundak iniContinue reading “prosa pekerja”

Tak berjudul

gemerisik panggangan dahan tak mampu alihkan pikiran,, sesak asap bakaran dedauan tak kuasa tutupi kesedihan,, aku mencoba kuat,, aku mencoba bersabar,, kembali terbukti bahwa aku belum mampu,, malam ini, disudut sepi, aku terluka lagi,, tergores harap yang tak terpenuhi lagi,, tergores asa yang terendap lagi,, belum mampu aku mencintaimu dengan dewasa,, belum mampu aku memahamimuContinue reading “Tak berjudul”

Kembali berteman sepi

kembali aku berteman sepi,, dilingkupi tangis yang tak bertepi,, aku ingin kamu,, ingin kamu saat ini,, dsini memeluk luka ku,, tapi malah kau tambah luka baru,, aku tak sanggup lagi mengejar bayangmu,, aku tak sanggup lagi berpura tegar,, malam ini, disini, aku mengaku kalah,, aku kalah pada kecewa,, aku kalah pada angkara,, aku benci mereka,,Continue reading “Kembali berteman sepi”